Nutrisi Kelapa Sawit |
Dalam
pembangunan perkebunan kelapa sawit perlu di perhatikan kekayaan nutrisi
yang terkandung, nutrisi terbagi dalam dua kategori, yakni elemen makro, dan elemen mikro.
Reaksi
tanah (pH) merupakan indikasi yang menggambarkan tingkat kemasaman atau
alkalinitas tanah. Nilai ini berpengaruh pada mudah tidaknya
unsur-unsur hara tersedia atau diserap oleh tanaman, adanya unsur
beracun bagi tanaman dan aktivitas organisme. Reaksi tanah yang masam
mengakibatkan terjadinya pengikatan P oleh Al dan meningkatkan kelarutan
Al yang bersifat racun bagi tanaman, serta tidak tersedianya unsur
Boron (B) yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
Nitrogen
merupakan hara makro yang paling esensial bagi pertumbuhan vegetatif
tanaman. Kekurangan unsur ini akan berakibat tanaman tumbuh kerdil,
pertumbuhan akan terhambat, daun-daun kuning (kurang memiliki arti
produksi). Bahan organik merupakan sumber utama N dalam tanah dan
ketersediaannya dipengaruhi oleh ratio antara C dan N. Sebagian besar N
tanah terikat dalam bentuk organik dan sebagian kecil dalam bentuk
anorganik. N organik tidak dapat diserap oleh tanaman. Tanaman
menyerap Nitrogen dalam bentuk Amonium (NH4) dan Nitrat (NO3). N dalam
tanah dapat berkurang atau hilang melalui pencucian, penguapan dan
diserap oleh tanaman. Pengaruh kegiatan pengusahaan hutan terhadap
kadar N-total dapat terjadi melalui berkurangnya kadar bahan organik,
meningkatnya proses pencucian dan erosi serta perubahan sifat kimia
tanah.
Perbedaan
kadar bahan organik pada masing-masing jenis kegiatan dapat disebabkan
oleh perbedaan kandungan bahan organik awal, faktor topografi,
intensitas pelapukan dan erosi yang terjadi.
Bagi
tanaman, Fosfor (P) merupakan unsur hara makro esensial kedua setelah
Nitrogen. Unsur ini sering ditambahkan ke dalam tanah sebagai pupuk,
karena pada umumnya tanah-tanah di Indonesia khususnya pada lahan-lahan
marginal memiliki kandungan P yang sangat rendah. P dalam bentuk P
organik dapat dibebaskan menjadi bentuk anorganik melalui proses
dekomposisi sehingga dapat diserap oleh tanaman. Bentuk P anorganik
dalam tanah jumlahnya sedikit dan sukar larut dalam air. Kadar P-total
pada areal calon lokasi Perkebunan berkisar antara 1,15 mg/100 g -
5,49 mg/100 g, tergolong sangat rendah.
Seperti
halnya N dan P, unsur Kalium (K) juga merupakan unsur makro esensial
bagi tanaman. Secara umum unsur ini bersama unsur N dan P menentukan
tingkat produksi tanaman. Gejala kekurangan K pada tanaman berakibat
pinggir daun berwarna coklat, tanaman kerdil dan daun tua menguning.
Sumber K dalam tanah umumnya ditemukan dalam bentuk mineral yang
kompleks. Bentuk tersebut mudah berubah bila tercuci oleh air yang
mengandung CO2 atau asam-asam lainnya. Sebagian besar kandungan K
dalam tanah berasal dari pelapukan batuan yang mengandung K seperti mika
dan feldspar (menghasilkan ion K bagi tanaman).
Kapasitas
tukar kation suatu jenis tanah adalah kemampuan tanah untuk menyerap
kation-kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid-koloid
tanah yang bermuatan negatif. Nilai KTK berkaitan erat dengan
kesuburan tanah, dimana tanah dengan nilai KTK tinggi mampu menyerap dan
menyediakan unsur hara lebih baik dari pada tanah dengan nilai KTK
rendah. Besarnya KTK sangat dipengaruhi oleh jumlah dan jenis liat,
serta humus tanah.
Aluminium
(Al) dalam tanah dapat menimbulkan hambatan bagi pertumbuhan tanaman
secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung tingginya kadar
Al dalam tanah dapat meracuni tanaman, sedangkan secara tidak langsung
Al dapat sebagai pensuplai ion H yang pada akhirnya mempengaruhi pH
tanah sehingga pH rendah dan mengakibatkan tidak tersedianya unsur
hara. Al yang tinggi juga dapat mengikat unsur-unsur lain seperti
Pospor (P) dan Boron (B) sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Untuk
lebih jelasnya dapat disajikan dalam penjelasan berikut:
A. ELEMEN MAKRO
Elemen
atau unsur makro adalah unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman dalam
jumlah yang besar untuk melaksanakan/mempunyai fungsi yang sangat
penting dalam tubuh tanaman, adapun unsur/elemen makro adalah sebagai
berikut :
1. Nitrogen (N)
Sebagai
unsur kimia dan komponen utama yang penting dalam tanaman, protoplasma
sel mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi, dan juga merupakan unsur
pokok protein, asam amino, almida dan alkolida. Klorophil juga mempunyai
unsur nitrogen, jika dalam keadaan dibawah optimal ada kecendrungan
nitrogen akan ditransfer ke jaringan yang lebih muda, yang secara
fisiologis merupakan daerah aktif titik tumbuh.
2. Fosfor (P)
Fosfor
adalah komponen asam nukleat, yang berfungsi untuk mengatur proses
perkembangan, defisiensi unsur ini akan menghambat pertumbuhan, dan juga
mempengaruhi pertumbuhan akar. Fosfor juga merupakan komponen berbagai
system fisiologis yang berhubungan dengan nutrisi dan respirasi dan juga
mempengaruhi pemasakan buah, dan elemen ini dibutuhkan dalam jumlah
yang cukup untuk efisiensi penggunaan nitrogen.
Fosfor
mempunyai peranan penting dalam pemecahan karbohidrat dan makanan
lainnya yang dihasilkan akibat proses fotosintesis dalam tanaman.
Kekurangan fosfor akan menghambat fotosistesis dan membatasi kemampuan
tanaman untuk memproduksi karbohidrat, peranan fosfor dalam proses
pertumbuhan tanaman sebagai berikut :
- Stimulasi pertumbuhan awal akar dan perkembangannya
- Mempercepat tanaman untuk menghasilkan
- Produksi buah dan biji.
- Pembelahan sel
- Formasi fotosintesis dari karbohidrat
- Reduksi nitrat dan mengubah hasil sistesis menjadi protein
- Aktifitas enzim
4. Magnesium (Mg)
Sebagai salah satu komponen dri sejumlah system enzym, magnesium juga mempunyai fungsi vital dalam pembentukan klorophil
Fungsi Magnesium dalam tanaman adalah sebagai berikut
- Bagian essential dari klorophil
- Mengatur pengambilan unsur hara tanaman lainnya
- Sebagai pembawa fosfor dalam tanaman
- Membantu pembentukan minyak dan lemak dll
5. Sulfur (S)
Sulfur sangat penting dalam pembentukan minyak pada tanaman, seperti halnya sulfur dan nitrogen, adalah pembentuk asam amino
Sulfur
Sangat mirip dengan Nitrogen jika dibandingkan dengan nutrient
essensial tanaman lainnya, dan kekurangan unsur sulfur pun sangat mirip
dengan dengan defensiensi nitrogen
6. Kalsium (Ca)
Fungsi
utama dari kalsium adalah sebagai komponen dinding sel. Dinding sel ini
mempunyai daerah meristimatik dan ini sangat penting untuk pertumbuhan
akar yang baik, dalam fisiologi sel kalsium cenderung mengatur atau
menghambat aktivitas kalium, dan kalsium dapat juga mempengaruhi
penyerapan nitrogen
Fungsi Kalsium dalam tanaman adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan pembentukan awal akar dan pertumbuhan
- Meningkatkan kekuatan tanaman secara umum
- Mempengaruhi jumlah pegambilan bahan makanan pada tanaman
- Menetralisasi produksi racun dalam tanaman.
- Meningkatkan produksi biji dan benih
- Meningkatkan kandungan kalsium makanan.
B. ELEMEN MIKRO
Elemen
mikro atau mikronutrien adalah elemen yang penting, dan dibutuhkan
dalam jumlah sedikit dan kecil untuk menjalankan fungsinya yang penting
dalam tubuh tanaman. Beberapa fungsi elemen mikro dalam system enzyme
tanaman sebagai elemen pembentuk anion (Boro dan Molibdenum) juga
pembentuk unsure kation (tembaga). Beberapa diantaranya dalam proses
oksidasi – reduksi dalam metabolisme tanaman beberapa diantaranya
dibutuhkan dalam memproduksi klrorophil, Unsur mikro diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Mangaan (Mn)
Fungsi umumnya adalah sebagai katalis untuk berbagai system enzyme.
Mangaan bersifat antagonistic dengan besi, jumlah berlebihan dari salah
satu unsur akan menyebabkan munculnya gejala defisiensi dari unsur
lainnya, tetapi interaksi elemen ini dengan mikronutrien lainnya mungkin
menguntungkan
2. Besi (Fe)
Klorosis
kerena defisiensi zat besi pada tanaman menunjukan fungsi elemen ini
dalam pembentukan klorophil, walaupun bukan elemen pembentuk yang
sebenarnya, zat besi juga berfungsi sebagai katalis dalam sistem enzym
pernapasan dan oksidasi, dan terlibat dalam reduksi nitrate menjadi
amonia. Secara umum pergerakan dan kelarutan dalam tanaman adalah
terbatas, terutama jika jumlah Mangaan dan Fosfor tinggi, jumlah kalium
rendah dan cahaya yang sangat terang
3. Seng (Zn)
Seng dibutuhkan untuk metabolisme protein dan berperan dalam pembentukan klorophil
4. Tembaga (Cu))
Tembaga
penting sebagai koenzym yang dibutuhkan untuk mengaktifkan beberapa
enzym tanaman, juga terlibat dalam pembentukan klorophil. Penyerapan
tembaga berlawanan dengan penyerapan zat besi. Jumlah tembaga yang
terlalu kecil menyebabkan zat besi terakumulasi dalam tanaman, dan
jumlah tembaga yang terlalu banyak menyebabkan gejala klorosis yang
terjadi hampir disetiap pertumbuhan baru, karena tembaga relatif tidak
mobil.
5. Molibdenum
Molibdenum
penting dalam simbiosis fiksasi nitrogen dalam reduksi nitrogen nitrat
menjadi bentuk amino, oleh sebab itu defisiensi molibdenum dapat
menyebabkan defisiensi nitrogen dalam tanaman.
6. Boron
Banyak
pertumbuhan vegetatif yang abnormal disebabkan defisiensi boron, dan
jika kelebihan elemen ini menunjukan gejala keracunan, interaksi elemen
ini dengan elemen mikro lainnya dimana ada ketidak seimbangan dapat
mengganggu perkembangan bibit.
Sumber: http://membangunkebunkelapasawit.webs.com