Skalanews
- PT Minamas Plantation Indonesia masih tetap fokus memenuhi permintaan
Crude Palm Oil (CPO) di dalam negeri, meskipun tidak menutup
kemungkinan ekspor ke luar negeri.
"Saat ini kami masih fokus melayani permintaan dalam negeri (Indonesia), tetapi tidak menutup kemungkinan melakukan ekspor," ujar Presiden Direktur Minamas Plantation, Mohd Ghozali Yahaya saat berbuka bersama di Banjarbaru, Kalsel, Senin (14/7).
Ghozali menambahkan pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas produksi CPO melalui sertifikasi standar mutu perkebunan sawit berkelanjutan atau Roundtable of Sustainable Palm Oil (RSPO).
"Setiap produk CPO yang dihasilkan PT Minamas secara bertahap mengantongi sertifikasi RSPO sehingga mampu memenuhi permintaan pelanggan maupun pasar yang memerlukan produk berkualitas," ungkapnya.
Dijelaskan, RSPO adalah organisasi internasional yang menerbitkan sertifikat standar mutu perkebunan kelapa sawit dimana produsen minyak kelapa sawit berkomitmen melakukan operasional sesuai standar.
Saat ini, kata dia, sudah tiga anak perusahaan PT Minamas yang mengantongi sertifikat RSPO dan ke depan seluruh anak perusahaan yang tersebar pada delapan provinsi bisa mendapat sertifikat internasional itu.
"Langkah yang dilakukan adalah menjalin kerja sama intensif, fasilitas dan pelatihan serta bimbingan bagi petani plasma sehingga produksi seluruh anak perusahaan bisa meraih sertifikat RSPO pada 2020," ujarnya.
Dikatakan, tingkat pertumbuhan kelapa sawit dan produktivitas CPO di Kalimantan cukup baik, disamping perkebunan lain yang tersebar pada empat provinsi di Sumatra yakni Jambi, Aceh, Riau dan Sumsel.
"Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan tersebar pada empat provinsi yakni Kalsel, Kalteng, Kaltim dan Kalbar dimana tingkat pertumbuhan dan produktivitas CPO cukup baik," sebutnya.
Terkait penurunan harga produk CPO, ia menekankan, langkah yang ditempuh diantaranya mengimbangi dengan efesiensi biaya baik produksi maupun peralatan sehingga terhindar dari kerugian akibat penurunan harga itu.
"Melalui langkah strategis itu, harga produk CPO yang mengalami penurunan bisa stabil sehingga produk tetap jalan, kualitas selalu terjaga dan keuntungan tetap bisa diperoleh," katanya. (bus/ant)
"Saat ini kami masih fokus melayani permintaan dalam negeri (Indonesia), tetapi tidak menutup kemungkinan melakukan ekspor," ujar Presiden Direktur Minamas Plantation, Mohd Ghozali Yahaya saat berbuka bersama di Banjarbaru, Kalsel, Senin (14/7).
Ghozali menambahkan pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas produksi CPO melalui sertifikasi standar mutu perkebunan sawit berkelanjutan atau Roundtable of Sustainable Palm Oil (RSPO).
"Setiap produk CPO yang dihasilkan PT Minamas secara bertahap mengantongi sertifikasi RSPO sehingga mampu memenuhi permintaan pelanggan maupun pasar yang memerlukan produk berkualitas," ungkapnya.
Dijelaskan, RSPO adalah organisasi internasional yang menerbitkan sertifikat standar mutu perkebunan kelapa sawit dimana produsen minyak kelapa sawit berkomitmen melakukan operasional sesuai standar.
Saat ini, kata dia, sudah tiga anak perusahaan PT Minamas yang mengantongi sertifikat RSPO dan ke depan seluruh anak perusahaan yang tersebar pada delapan provinsi bisa mendapat sertifikat internasional itu.
"Langkah yang dilakukan adalah menjalin kerja sama intensif, fasilitas dan pelatihan serta bimbingan bagi petani plasma sehingga produksi seluruh anak perusahaan bisa meraih sertifikat RSPO pada 2020," ujarnya.
Dikatakan, tingkat pertumbuhan kelapa sawit dan produktivitas CPO di Kalimantan cukup baik, disamping perkebunan lain yang tersebar pada empat provinsi di Sumatra yakni Jambi, Aceh, Riau dan Sumsel.
"Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan tersebar pada empat provinsi yakni Kalsel, Kalteng, Kaltim dan Kalbar dimana tingkat pertumbuhan dan produktivitas CPO cukup baik," sebutnya.
Terkait penurunan harga produk CPO, ia menekankan, langkah yang ditempuh diantaranya mengimbangi dengan efesiensi biaya baik produksi maupun peralatan sehingga terhindar dari kerugian akibat penurunan harga itu.
"Melalui langkah strategis itu, harga produk CPO yang mengalami penurunan bisa stabil sehingga produk tetap jalan, kualitas selalu terjaga dan keuntungan tetap bisa diperoleh," katanya. (bus/ant)