Selamat datang di Pusat Informasi Kelapa Sawit

Tak Ada Sawit yang Tersisa dalam Proses CPO di Astra Agro Lestari

0 komentar

Salahsatu proses produksi Crude Palm Oil (CPO), dengan mesin ini buah dan tandan sawit direbus, tujuannya untuk mematikan kandungan enzim yang ada di dalam tandan sawit. Enzim ini mempengaruhi tingkat keasaman CPO.
TRIBUNKATIM.CO - Banyak pengalaman yang menarik saat rombongan wartawan, termasuk Tribun Kaltim, mengikuti agro wisata ke kebun sawit milik PT Astra Agro Lestari. Pengalaman berharga itu adalah melihat secara langsung, proses pembuatan Crude Palm Oil (CPO).

Selama ini, tidak sedikit wartawan yang membuat artikel atau berita yang berkaitan dengan perusahaan perkebunan sawit. Sudah umum, pperusahaan sawit memproduksi CPO, tapi tidak banyak yang tahu, jika proses produksi CPO begitu rumit.

PT Sumber Kharisma Persada (SKP) salah satu perusahaan perkebunan sawit milik Astra Agro Lestari yang beroperasi di Kutai Timur, adalah perkebunan sawit yang memiliki pabrik pembuatan CPO.

Sawit yang baru dipanen, langsung diangkut menggunakan truk ke pabrik CPO. Di sana, ribuan tandan sawit ditumpahkan ke atas conveyor. Conveyor bergerak membawa ribuan tandan sawit ke dalam boiler.

Boiler adalah alat untuk memasak tandan sawit dengan menggunakan air panas. Selain untuk mempermudah mesin memisahkan tandan dengan cangkang sawit, proses pemanasan ini juga berguna untuk mematikan enzim yang terdapat dalam setiap butir kelapa sawit.

"Enzim ini yang menciptakan asam dalam kandungan CPO, karena itu harus dimatikan dengan dimasak dalam air panas," kata Syahutra Lubis, Asisten Proses PT Sumber Kharisma Persada (SKP).
Setelah direbus, tandan sawit digiling dengan mesin yang memiliki bilah-bilah besi menyerupai mata bor dengan diameter sekitar 15 centimeter. Ini hanyalah proses awal sebelum memproduksi CPO. Setelah cangkang dan tandan sawit terpisah, proses dilanjutkan secara otomatis.

Mesin-mesin yang membuat lantai bergetar terus berputar, menarik conveyer yang berisi tandan sawit, sementara conveyor lainnya membawa cangkang sawit ke lantai dua, masuk dalam mesin digester. Di dalam mesin yang berbetuk seperti kerucut itu memeras kandungan minyak yang ada dalam setiap cangkang sawit, hasil perasan itu lah yang menjadi CPO.

Tapi proses tidak berhenti sampai di situ. "Setelah cangkang sawit diperas minyaknya, proses dilanjutkan dengan memisahkan serabut cangkang dengan biji kelapa sawit," jelasnya. Serabut sawit itu kemudian digiling menjadi serat-serat tipis, tapi lebih kasar dari kapas.

Serat-serat itulah yang menjadi bahan bakar pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga uap ini yang menggerakkan mesin-mesin produksi, sisanya dimanfaatkan untuk mengaliri listrik di sekitar pemukiman karyawan.

Sementara tandan sawit yang tadi dipisahkan dari buah sawit, ditarik oleh konveyor menuju stok pile. Di sana, tandan sawit dirubah menjadi kompos. Selain menghasilkan limbah padat, proses pembuatan CPO ini juga menghasilkan limbah cair.

Limbah cair ini mengandung bakteri pengurai dan dimanfaatkan untuk menyirami tandan sawit agar proses dekomposi lebih cepat. Hasilnya, kompos-kompos tadi dimanfaatkan sebagai pupuk untuk menyuburkan ribuan hektar kebun sawit.

Hebatnya lagi, tidak ada yang tersisa dari proses pembuatan CPO ini, biji sawit yang menyerupai kacang kemiri itu ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar membuat kosmetik dan farmasi.

Share this article :
 
Support : PT Fin Komodo Teknologi | Creating Website | Dewa Yuniardi | Mas Template | Pusat Promosi
Copyright © 2012-2015. Kelapa Sawit - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger