A. PELAKSANAAN SURVEY
Pembangunan
perusahaan perkebunan pada suatu lokasi harus dilakukan dahulu studi
kelayakannya, agar didapat keadaan senyatanya keuntungan dan kerugian
yang didapat apabila perusahaan akan menginvestasikan dananya guna
membangun sebuah perkebunan, langkah langkah yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut :
I. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN FISIK
|
Area yang disurvey |
|
Survey Air |
|
Survey Topografi |
|
Pengambilan Sample Tanah |
Melakukan identifikasi lingkungan fisik berguna untuk mengetahui :
- Lokasi
calon kebun Adalah untuk mengetahui lokasi calon kebun apakah masuk
dalam wilayah administrasi desa, kecamatan, kabupaten dan propinsi juga
jarak yang harus di tempuh untuk pencapaian.
- Transportasi dan
Komunikasi berguna untuk mengetahui transportasi yang dapat dilakukan
untuk pencapaian ke lokasi kebun, transport yang akan digunakan, jarak
tempuh dan waktu tempuh, juga sarana jaringan komunikasi yang dapat
dipergunakan.
- Riwayat dan Status Lahan untuk mengetahui status
kawasan calon areal apakah masuk dalam kategori APL, HL, HPL atau
kawasan Lindung dan lainnya, ini berguna untuk tindak lanjut
meningkatkan status perijinan perkebunan selanjutnya (HGU), dengan
pengambilan beberapa titik koordinat yang akan di compare dengan peta
kawasan dari kehutanan maupun pemerintah daerah rencana tata ruang
peruntukan nya (RTRWP/RTRWK)
- Kondisi
Iklim kondisi iklim yang ada di calon areal perkebunan, data di ambil
dari berbagai sumber yang terkait, seperti BMG, dan atau sumber sumber
lain nya, data yang diperlukan seperti : curah hujaan, suhu udara,
kelembaban udara, Kecepatan Angin, Ketersediaan Sumber Air.
- Geologi
dan Bahan Induk pengambilan data data jenis batuan dan bahan induk
yang terkandung di dalamnya berguna untuk kelayakan pertumbuhan
tanaman.
- Topografi
dan Bentuk Wilayah pengambilan data berupa visual topografi dan bentuk
wilayah ini berguna untuk rancangan desian kebun.
- Vegetasi.
vegetasi dominan di lokasi areal calon kebun, juga kondisi vegetasi
dimasukkan kedalam kelas hutan primer, hutan skunder, semak belukar, dan
lain sebagainya, ini berguna untuk langkah tindakan landclearing
pembukaan areal.
- Tanah
kandungan tanah pada areal calon perkebunan perlu diketahui untuk
pertumbuhan tanaman, seperti ketebalan efektif topsoil, kedalaman
pencapaian air resapan tanah, sifat kimia tanah, semua data ini diambil
dilapangan dengan mengambil sampling galian tanah yang memanfaatkat
satuan peta tanah sebagai acuan penentuan titik sample pengambilan
tanah, yang selanjutnya sample sample tadi di bawa ke laboratorium
untuk di teliti kandungan nya.
- Screening Areal melakukan
ploting areal lokasi calon kebun dengan memanfaatkan peta citra landsat
dan peta rupa bumi, peta RTRWP/RTRWK, dengan mengurangi factor
pembatas, seperti calon perumahan, pabrik, kawasan pemukiman yang
inclave, topografi dan kawasan kawasan lainnya, sehingga di dapat luas
efektif untuk pembangunan perkebunan.
II. ANALISA SOSIAL EKONOMI
Pengambilan data sosial ekonomi yang diperlukan seperti:
- Administrasi
Pemerintahan Mengetahui posisi geografi lokasi calon kebun yang masuk
dalam wilayah kepemerintahan, desa, kecamatan dan Kabupaten, termasuk
juga luas wilayah kepemerintahan yang membawahinya
- Kependudukan
Data Demografi kependudukan dalam kelompok umur produktif dan non
produktif juga berdasarkan jenis kelamin pada wilayah kepemerintahan
calon areal kebun
- Mata Pencaharian penduduk
- Ketersediaan tenaga kerja Data kelompok umur produktif sebagai bahan dalam menghitung ketersedianya tenaga kerja
- Fasilitas umum dan fasilitas sosial yang ada
- Tingkat pendidikan masyarakat di lingkungan sekitarnya
- Agama
- Budaya dan Adat Istiadat
- Analisa keberadaan pembukaan areal perkebunan
Mengetahui
faktor penghambat yang akan di hadapi apabila pembukaan areal tetap
dilaksanakan apabila ada, dan solusi yang di diambil untuk
meminimalisir benturan benturan yang akan terjadi.
III. ANALISA KESESUAIAN LAHAN
|
Lahan Gambut |
Penilaian
kesesuaian adalah tahapan penelitian lahan untuk penggunaan tertentu
dari lahan tersebut, hal mana faktor-faktor pembatas penggunaan lahan
diidentifikasikan, kemudian dilakukan cara-cara untuk mengatasi atau
menekan faktor-faktor pembatas sedemikian rupa sehingga tercapai
produktivitas lahan yang optimal.
Setiap kelas kesesuaian lahan (KKL) dicirikan oleh
sejumlah faktor pembatas tertentu yang akan menentukan produksi dari tanaman yang diusahakan. Di samping penilaian KKL secara
aktual maka dinilai juga KKL
potensialnya.
KKL aktual ditentukan berdasarkan kepada parameter-parameter lahan sesuai dengan kondisi lahan pada saat survey dilakukan, sedangkan
KKL potensial adalah kelas lahan setelah dilakukan perbaikan terhadap faktor pembatas yang ada.
|
Satuan Peta Tanah (SPT) |
- Metode Evaluasi Kesesuaian Lahan Semua
karakteristik lahan ditabulasi dan dinilai untuk menentukan kelas
kesesuaian lahannya bagi tanaman Kelapa Sawit. Pentabulasian data dan
penilaian dilakukan terhadap setiap Satuan Peta Tanah (SPT)
sehingga diperoleh beberapa kelas atau unit kesesuaian lahan (KKL/UKL)
yang penyebarannya mengikuti pola penyebaran SPT tersebut. Evaluasi
kelas kesesuaian lahan didasarkan kepada kriteria kesesuaian lahan
Pusat Penelitian Kelapa Sawit, selanjutnya cara penggolongan sub kelas
kesesuaian lahan ditetapkan berdasarkan jumlah dan intensitas faktor
pembatasnya
- Pegambilan sampel Pengambilan sampel
kesesuaian lahan berpedoman pada sebaran spt yang ada dimana
pengambilan sampel kesesuaian lahan secara aktual, seluruh titik sampel
sesuai spt yang telah ditentukan diambil kemudian dibuatkan tabulasi
pengelompokan yang pada akhirnya akan digolongkan menjadi kesesuaian
lahan potensial atau tidak dengan menimbang faktor pembatas dan
meminimalisir faktor faktor pembatasnya, dan atau rendahnya potensi
lahan untuk pertumbuhan tanaman.
- Potensi Produksi Dengan menggunakan indikator yang valid dan
dikaitkan dengan Kelompok Kelas Lahan potensialnya, sudah dapat di
prakirakan seberapa besar potensi produksi rata-rata Perkebunan Kelapa
Sawit sesuai standardisasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
IV. ANALISA IKLIM
- Klimatologi
Data Klimatologi dan Curah Hujan yang mewakili calon lokasi
Pembangunan Perkebunan di dapat dari stasiun BMG terdekat. Data data
ini diperlukan untuk mengantisipasi bulan basah dan bulan kering juga
tingkat curah hujan pada calon lokasi perkebunan dengan indikator
tingkat curah hujan rata kelayakan tanaman kelapa sawit, juga
intensitas penyinaran matahari perharinya.
- Neraca Air Pengambilan data Neraca Air (water balance)
suatu lokasi, akan memberi gambaran suatu daerah dalam keadaan
kelebihan atau kekurangan air secara hidrologi dalam waktu tertentu.
Neraca Air dapat digolongkan ke dalam Neraca Air Lokal dan Neraca Air
Regional. Neraca Air Lokal diperlukan untuk mengetahui ketersedian air
pertanian dari suatu kawasan terbatas pada kondisi hidrologi yang
sama, sedangkan Neraca Air Regional diterapkan untuk suatu daerah
aliran sungai yang menggambarkan keseimbangan sumberdaya airnya, untuk
mengetahui terjadinya defisit atau surplus ketersediaan air.
B. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari Hasil survey kelayakan pembangunan perkebunan kelapa sawit
tersebut dapat diambil kesimpulan apakah pembangunan akan dilanjutkan
atau dihentikan sama sekali, juga saran saran perbaikan yang harus
dilakukan dalam meminimalisir faktor faktor penghambat yang ditemukan di
lapangan.
Perhitungan tentang Analisa Kesesuaian Lahan dapat di download di sini
- http://www.ziddu.com/download/10565478/KriteriaKondisiFisikLahan.pdf.html
- http://www.ziddu.com/download/10565501/KriteriaKondisiFisikberbandingTonaseProduksi.pdf.html
- http://www.ziddu.com/download/10566175/AnggaranSurveyKelayakan.pdf.html
Sumber: http://membangunkebunkelapasawit.webs.com